Kelompok Tani Hutan (KTH) Giri Senang, Desa Giri Mekar, Kecamatan Cilengkrang, Kab. Bandung, Jawa Barat telah berhasil mengelola kelembagaan kelompok, menjaga hutan, dan mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Diharapkan KTH-KTH lain di seluruh Indonesia mencontoh keberhasilan KTH Giri Senang,” pesan Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Kementerian LHK, Helmi Basalamah, dalam kunjungan kerja di Kab. Bandung, 26/08.

KTH Giri Senang terbentuk pada Tahun 2000, bermula dari kejadian kebakaran hebat di Hutan Lindung Gunung Walat di Desa Giri Mekar. Masyarakat desa sangat trauma dengan kejadian tersebut dan menyadarkan akan besarnya pengaruh hutan bagi kehidupan manusia.

Dengan dimotori oleh 4 tokoh masyarakat, pak asep, pak suherman, pak odet dan pak ateng, dan didampingi oleh pak yusuf yang merupakan penyuluh kehutanan di lokasi tersebut bersama-sama mengembangkan KTH Giri Senang. Kegiatan utama KTH adalah mengelola hutan lindung yang bekerja sama dengan perhutani. Komoditas yang diusahakan adalah kopi Arabica.

Seiring berjalannya waktu, KTH ini makin berkembang. Usaha yang awalnya hanya berbudidaya kopi Arabica, menjual hasilnya dalam bentuk setengah jadi (gabah), kini mulai bervariasi. Rupiah yang diperoleh dari kopi pun menjadi penopang hidup masyarakat setempat. Saat ini dari 147 anggota, pendapatan setiap anggota meningkat. Bahkan ada beberapa anggota yang bisa mendapatkan pendapatan dari kopi sebesar Rp 300 juta / tahun. KTH pun telah menjual produknya dalam berbagai bentuk olahan, yaitu green bean, roasting, bubuk bahkan mendirikan cafe di lahan kelompok. Kopi yang dijual diberi merk kopi bukit palasari. “Belajar dari KTH Giri Senang, proses penyuluhan ternyata mampu mendorong masyarakat untuk bangkit dari keterpurukan akibat bencana dan menjadi sejahtera. Dan itu melalui kopi,” tutup Helmi Basalamah.