Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan telah mengembangkan Diklat dengan pola e-learning

E-learning telah diterapkan dalam penyelenggaraan diklat di Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, yang digagas sejak Lokakarya Strategi Pengembangan Kapasitas Instasi Kediklatan Kehutanan yang dilaksanakan pada tanggal 12-13 September 2012 di Bogor yang menjadi titik awal dari rangkaian kerjasama antara Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Kementerian Kehutanan (sebelum berubah menjadi Kementerian LHK) dengan GIZ untuk meningkatkan kapasitas instansi kediklatan kehutanan di Indonesia. Salah satu hasil kesepakatan lokakarya dimaksud adalah Pusdiklat harus mengembangkan konsep e-learning untuk merespon kebutuhan training yang makin tinggi.
Tindak le-learninganjut kerjasama dengan GIZ adalah undangan dari GIZ FORCLIME kepada jajaran pengelola diklat (pejabat struktural Pusdiklat dan Kepala BDK serta beberapa widyaiswara) mengikuti seminar “Management Competencies” yang dilaksanakan di Bad Honnef/Bonn, Jerman, pada tanggal 24 Januari-7 Februari 2013, dimana setiap peserta membawa serta individual project. Salah satu individual project yang ditindak lanjuti adalah yang berkaitan dengan e-learning.
Secara kuantitas kebutuhan diklat lingkungan hidup dan kehutanan ke depan semakin besar. RPJMN Tahun 2015- 2019 telah mematok target diklat pada angka 35.000 orang. Jumlah ini meningkat dua kali lipat lebih dari periode sebelumnya (2010-2014) sebanyak 15.000 orang. Selain itu, terdapat kebutuhan diklat lainnya yang mendesak, yaitu fasilitasi diklat kerjasama, khususnya diklat untuk tenaga teknis PHPL sekitar 7.500 orang (baru tercapai 70%). Pada tahun 2015, rencana diklat di Pusat Diklat SDM Lingkungan Hidup dan Kehutanan sekitar 2.330 orang, sedangkan target diklat kehutanan termasuk BDK lebih dari 8200 orang. Pada awal tahun 2015 Pusat Diklat Kehutanan telah menyelenggarakan Diklat Bakti Rimbawan sebanyak 822 orang, terdiri atas lulusan S1/D3 sebanyak 640 orang dan lulusan SMK Kehutanan sebanyak 182 orang.
Pada sisi lain, kapasitas Pusat Diklat SDM Lingkungan Hidup dan Kehutanan masih terbatas, khususnya tentang kondisi sumberdaya kediklatan, yaitu daya tampung asrama dan kelas belum memadai, jumlah tenaga kediklatan terbatas, tidak adanya jaminan alokasi anggaran dan waktu ketersediaannya (PNBP), materi diklat tertentu belum dikuasai widyaiswara, biaya diklat tinggi: durasi diklat lama, serta transport peserta mahal.
Untuk mengantisipasi meningkatnya kebutuhan diklat, sekaligus mengatasi keterbatasan sumber daya, maka Pusat Diklat SDM Lingkungan Hidup dan Kehutanan perlu melakukan inovasi dalam penyelenggaraan diklat. Upaya yang akan ditempuh adalah pengembangan e-learning sebagai salah satu metode pembelajaran diklat. Langkah awal persiapan e-learning adalah melaksanakan lokakarya pemahaman awal dan strategi e-learning. Berdasarkan uraian diatas, maka tujuan-tujuan jangka pendek berfokus pada peningkatan jumlah peserta (menurut indikator kinerja yang ditentukan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan) serta perbaikan efisiensi dari pendidikan dan pelatihan. Adapun tujuan jangka menengah dan panjang adalah untuk:
a. mengakomodir jumlah, cakupan dan sasaran peserta di seluruh wilayah Indonesia dan dunia, terutama negara-negara ASEAN,
b. meningkatkan efisiensi pencapaian sasaran,
c. meningkatkan kualitas layanan diklat dan penyuluhan (sumber daya manusia, infrastruktur, anggaran, dll)
d. meningkatkan metodologi diklat dan penyuluhan,
e. meningkatkan/mengembangkan jejaring nasional dan internasional.