Kampung Legok Nyenang Desa Giri Mekar, Cilengkrang, Bandung, disitulah terdapat KTH yang mengelola hutan lindung, KTH Giri Senang namanya. Berangkat dari kepedulian terhadap hutan dengan kegiatan penghijauan dengan menanam pohon pinus di lereng gunung manglayang.
Saat ini masyarakatnya melakukan kegiatan menanam kopi yang ditanam dibawah tegakan pohon pinus seluas 250 hektar. Didalamnya juga terdapat empon-empon seperti jahe merah dan kunyit yang ditanam seluas 1 ha. Seiring dengan mewabahnya virus corona, permintaan jahe merah yang diproduksi KTH Giri Senang semakin meningkat. Jika hari biasa permintaan hanya hitungan kwintal, kini permintaan sudah mencapai hitungan ton.
Hasil panen tersebut diambil oleh pembeli langsung ke sekretariat KTH yang berlokasi di Desa Giri Mekar, Kec. Cilengkrang, Kab. Bandung atau dikirim oleh anggota KTH ke pemesan. Menurut Yusuf Penyuluh Kehutanan Pendamping KTH Giri Senang, “dulu jahe merah dan kunyit hanya dijadikan bumbu masak oleh pembeli, namun dengan adanya wabah corona, jahe merah digunakan sebagai minuman penambah stamina agar terhindar dari virus corona”.
“Sebetulnya komoditas utama KTH Giri Senang adalah kopi. Jahe merah, kunyit dan tanaman bawah tegakan hanyalah komoditas sampingan. Namun karena sekarang permintaan meningkat, Alhamdulillah anggota KTH mendapat tambahan pendapatan” tambah Yusuf.
Pada Tahun 2019, hasil panen kopi dalam bentuk gelondong mencapai 1.000 ton. Usaha yang awalnya hanya berbudidaya kopi Arabica, menjual hasilnya dalam bentuk setengah jadi (gabah), kini mulai bervariasi mengikuti perkembangan seperti pengolahan kopi greenbean dengan metode wash, natural, honey dan varian wine. Kopi tersebut dijual dengan harga kisaran mulai dari Rp. 85.000- Rp. 400.000/kg. Kopi yang dijual diberi merk “Kopi Bukit Palasari”. Kopi tersebut memenuhi permintaan dalam negeri bahkan mulai menjajaki pasar Eropa.
Saat seperti ini, kopi dan empon-empon menjadi penopang hidup masyarakat Giri Mekar. Saat ini dari 147 anggota, pendapatan setiap anggota meningkat. Bahkan ada beberapa anggota yang bisa mendapatkan pendapatan dari kopi sebesar Rp 300 juta/tahun. Tak kurang dari 1 ton jahe merah bisa dihasilkan oleh KTH Giri Senang dalam sekali panen. Karena permintaan yang meningkat, ikut mengangkat harga jual menjadi Rp. 75.000/kg.

Anak muda berperan di semua lini kegiatan KTH Giri Senang mulai dari panen, pasca panen, pengolahan kopi, pengemasan, pengangkutan, pemasaran secara online sampai mengelola café yang didirikan diatas lahan KTH.
KTH Giri Senang ditetapkan menjadi Wanawiyata Widyakarya/LP2UKS sejak Tahun 2016. Banyak pihak yang berlatih dan magang disini, mulai dari masyarakat, LSM, pemerintahan, mahasiswa, pelajar, barista, pengelola café, dan lain-lain. Meskipun selalu disibukan dengan permintaan kopi dan empon-empon yang semakin meningkat dan selalu jadi tempat pelatihan dan pemagangan, Ketua dan anggota KTH tidak pernah lelah dalam berbagi ilmu dan pengalamannya.
Berkat kerja keras KTH Giri Senang dan Penyuluhnya, banyak masyarakat Desa Giri Mekar yang tadinya menganggur, hanya menanam sayur, atau bekerja di kota, beralih profesi menjadi petani kopi dan empon-empon. Wangi kopi dan empon-empon sudah menjadi parfum mereka sehari-hari.