Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM mewakili Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan menghadiri gelaran Jambore Jejak Petualang 2018 di Gunung Prau Wonosobo Jawa Tengah.

Jejak petualang merupakan program televisi Trans 7 yang menyajikan liputan tentang alam bebas yang tayang sejak tahun 2002.

Para JPers (sebutan untuk pemirsa Jejak Petualang) rajin menggelar acara temu kumpul komunitas pecinta alam yang disebut Jambore Jejak Petualang. Terakhir kali dilaksanakan tahun 2005 di Gunung Semeru.

Jambore jejak petualang 2018 di Gunung Prau diikuti oleh 331 peserta yang diisi kegiatan temu host Jejak Petualang, pengibaran giant flag, penerbangan balon, coaching klinik, sharing session, bersih gunung dan berbagai fun games.

Kepala BP2SDM KLHK memberikan apresiasi tinggi terhadap kegiatan Jambore Jejak Petualang 2018. Beliau berpesan, lebih dari sekedar memberikan gambaran tentang suatu perjalanan petualangan, ‘Jejak Petualang” sesungguhnya dapat menjadi sarana untuk mendidik masyarakat untuk menghargai alam, dekat dengan alam, memelihara alam dan belajar dari alam.

 

 

Kita mengenal pepatah Minang ‘Alam Takambang jadi Guru”, alam adalah guru, dari alam kita belajar. Ketika kita bisa menghargai alam, maka semakin dalam rasa cinta dan rasa syukur kita kepada Sang Maha Pencipta. “Jejang Petualang” bisa mengedukasi bagaimana bertahan hidup di alam liar atau survival dengan menggunakan apapun yang ada di alam, namun sebaliknya “Jejak Petualang” juga bisa mengedukasi apa saja yang boleh dimanfaatkan manusia dan ada pula flora fauna yang dilindungi keberadaannya sehingga dilarang untuk dimanfaatkan oleh manusia, karena dapat mengancam keseimbangan ekosistem. Keserakahan manusia yang menyebabkan terganggunya keseimbangan ekosistem, pada gilirannya akan membahayakan umat manusia itu sendiri.