Jakarta – Melalui program-program Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Generasi Muda Indonesia yang merupakan generasi milenial diajak untuk berkenalan sekaligus mengerti dan belajar menerapkan gaya hidup ramah lingkungan, seperti praktek reduce, reuse dan recycle; keanekaragaman hayati, composting, kelola sampah, hidroponik dan praktek uji kualitas lingkungan.
Untuk mensukseskan program tersebut, Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Lingkungan Hidup dan Kehutanan (BP2SDM LHK) menyelenggarakan Gebyar Generasi Muda Indonesia Bela Lingkungan (GEMILANG) pada hari Kamis, 21/12, di Gedung Manggala Wanabakti Jakarta. Acara yang mengusung tema “Peran Generasi Muda dalam Membangun Kehidupan Berwawasan Lingkungan“ tersebut bertepatan dengan Hari Konservasi Kehidupan Liar Sedunia, tanggal 4 Desember dan Hari Gunung sedunia yaitu tanggal 11 Desember.
Acara Gemilang dihadiri oleh Ketua Harian UNESCO Indonesia, Direktur Kurikulum Sarana Kelembagaan dan Kesiswaan Kemenag RI, Direktur Kemahasiswaan Kemenristekdikti, perwakilan Direktorat Jenderal Bangda Kemendagri, dan perwakilan Sekretariat Jenderal Kemendikbud. Acara tersebut dirangkai dengan pemberian Penghargaan kepada 614 orang penerima Apresiasi Sekolah Adiwiyata, yang terdiri dari 27 Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Propinsi, 164 Kepala DLH Kabupaten/Kota dan 423 Kepala Sekolah Adiwiyata Nasional 2017. Selain itu terdapat anggota Saka Wanabakti dan Saka Kalpataru yang hadir sebagai penerima apresiasi disamping juga pengunjung lainnya. Aktivitas hiburan seperti pertunjukan seni tari, seni musik dari kelompok musik yang memanfaatkan barang bekas, puisi dan guitar akustik serta kreasi dan inovasi siswa sekolah dan komunitas lingkungan juga turut serta memeriahkan acara.
Pada kesempatan tersebut, Kepala Badan P2SDM Helmi Basalamah mewakili Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan memberikan penghargaan Adiwiyata Nasional kepada 423 Sekolah Peduli dan Berbudaya Lingkungan. Pemberian penghargaan Adiwiyata sudah menjadi agenda tahunan sejak Tahun 2006. Program ini bertujuan untuk memotivasi dan membentuk sekolah di Indonesia melalui pengajaran norma dan etika berlingkungan agar dapat turut melaksanakan upaya pelestarian lingkungan dan pembangunan berkelanjutan bagi kepentingan generasi sekarang maupun yang akan datang.
Pentingnya upaya pelestarian lingkungan juga disampaikan oleh Staf Ahli Menteri Bidang Inovasi dan Daya Saing Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud), Ananto Kusuma Seta. “lingkungan tidak hanya menjadi sarana dan tempat generasi muda belajar, akan tetapi lingkungan juga memiliki fungsi sebagai sumber pengetahuan dan inovasi serta sebuah tata nilai yang akan membentuk karakter anak-anak,” menurut Ananto.
“Sekolah penerima penghargaan Adiwiyata Nasional yang telah mendapatkan predikat Sekolah Peduli dan Berbudaya Lingkungan tidak menjadikan penghargaan sebagai tujuan akhir melainkan harus terus berinovasi dengan terus mempertahankan tradisi/budaya pembelajaran berbasis lingkungan (environmental based learning),” lanjut Ananto.
Acara Gemilang juga menjadi tonggak dilakukannya penandatanganan Perjanjian Kerja Sama (PKS) antara lima Kementerian tentang Gerakan Peduli dan Berbudaya Lingkungan Hidup pada satuan pendidikan. Lima Kementerian itu adalah KLHK, Kemendikbud, Kementerian Agama (Kemenag), Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri), dan Kementerian Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti).
Menteri LHK dalam sambutannya berpesan, agar generasi muda dapat berperan aktif dalam upaya perlindungan dan pelestarian lingkungan hidup, melalui penerapan perilaku ramah lingkungan, khususnya dalam pengelolaan sampah, penanaman pohon/tanaman, mengidentifikasi masalah lingkungan di sekitarnya, serta mencarikan solusinya.